Sejarah Kue Donat atau Donut

Asal-usul donat sering menjadi sumber perdebatan. Salah satu teori mengatakan donat dibawa ke Amerika Utara oleh imigran dari Belanda yang juga memopulerkan hidangan penutup lain, seperti: kue kering, pai krim (cream pie) dan pai buah (cobbler).

Cerita lain mengatakan donat berbentuk cincin diciptakan kapten kapal asal Denmark bernama Hanson Gregory. Sang kapten sering harus menyetir kapal dengan kedua belah tangan karena kapal sering dilanda badai. Kue gorengan yang dimakan ketika sedang menyetir ditusukkan ke roda kemudi kapal, sehingga kue menjadi bolong. Kebetulan bagian tengah kue juga sering belum matang, sehingga donat sengaja dibuat berlubang di tengah agar permukaan donat yang terkena minyak bertambah dan donat cepat matang.

Asal Usul Kata

Kue berbentuk bola-bola kecil bernama doughnuts atau olykoeks pertama kali disebut-sebut dalam buku History of New York oleh Washington Irving[1] di tahun 1809.



Donat dalam ejaan tradisional bahasa Inggris disebut doughnut, sedangkan orang Amerika biasa menulis donat sebagai donut atau doughnut. Istilah donut pertama kali digunakan di dalam artikel surat kabar Los Angeles Times 10 Agustus, 1929. Penulis bernama Bailey Millard dengan berkelakar menulis kalimat "can't swallow the 'wel-dun donut' nor the ever so 'gud bred'," sebagai keluhan atas kemampuan mengeja di kalangan orang Amerika yang semakin menurun.

Penggunaan dua cara penulisan, donut atau doughnut ditemukan dalam serangkaian artikel surat kabar The New York Times tentang "National Donut Week" yang meliput World's Fair tahun 1939. Dalam 4 artikel yang dimulai tanggal 9 Oktober 1939, ejaan "donut" muncul 2 kali.

Dunkin' Donuts yang didirikan tahun 1940 dengan nama Open Kettle di Quincy, Massachusetts, Amerika Serikat merupakan perusahaan tertua yang menulis donat sebagai "donut", walaupun sebenarnya perusahaan Mayflower Donut Corporation yang didirikan setelah Perang Dunia II merupakan perusahaan pertama yang menulis donat sebagai "donut".


Mengapa donat bolong?




Kalau tidak ada bocah berumur 15 tahun, mungkin bentuk kue donat tidak seperti saat ini. Bolongnya ditengah.
Pada tahun 1847, Hanson Crockett Gregory, bocah yang tinggal di Clam Cove, Maine, Amerika, melihat ibunya asyik membuat penganan favorit keluarga mereka, “roti goreng”, saat ibunya meletakkan roti-roti yang baru matang di piring, Hanson melihat bagian belum sematang bagian pinggir.
“Bagian tengah memang susah matangnya,” kata ibunya. Bocah itu kemudian mengambil pisau mencungkil bagian tengah roti sehingga membentuk sebuah lubang, dan berkata, “Nah, kita buang saja bagian tengahnya.” Dengan demikian donat dengan lubang pun lahirlah.
Hanson muda kemudian tumbuh menjadi seorang nahkoda kapal niaga, dan donat dengan lubang pun menyebar ke seluruh penjuru dunia.
Banyak pihak lain yang mengklaim penemu lubang kue donat. Salah satunya High Eagle, seorang kepala suku Indian Wampanoag, yang mengatakan bahwa penemu lubang itu adalah leluhurnya mereka. Namun pada Oktober 1941, National Dunking Assosiation of America (NDAA) menyatakan, penemu lubang kue donat adalah Hanson Crocket Gregory.*

Sejarah Donat di Indonesia

Di tahun 1968, stan American Donut di Djakarta Fair (sekarang disebut Pekan Raya Jakarta) merupakan perintis donat yang digoreng dengan mesin otomatis. Sejak itu, American Donut memiliki tradisi tahunan membuka stan di Pekan Raya Jakarta hingga sekarang.

Di tahun 1985, Dunkin’Donuts membuka gerai pertama di Jalan Hayam Wuruk, Jakarta Pusat yang terus berkembang menjadi lebih dari 200 gerai di berbagai kota di Indonesia. Yang kemudian diikuti dengan donat-donat waralaba asing lainnya seperti Master Ring, Master Donut, dan Mister Donut.

Demam donat dibangkitkan kembali oleh J.CO Donuts & Coffee yang membuka gerai pertamanya di Super Mall Karawaci pada tanggal 26 Juni 2005. Keberhasilan J.CO diikuti Krispy Kreme yang membuka gerai donatnya yang pertama di Mal Pondok Indah 2 pada tanggal 31 Agustus 2006. J.CO sebagai merek lokal didirikan oleh Johnny Andrean seorang penata rambut terkemuka di Indonesia.

Donat produksi industri kecil biasanya dijajakan berkeliling menggunakan sepeda atau sepeda motor. Di dalam bus, pedagang asongan menjual donat kemasan kotak dengan cara unik. Donat dalam kemasan dibagi-bagikan ke pangkuan penumpang untuk kemudian dikumpulkan kembali kalau penumpang tidak berminat.

Donat jenis ini disebut juga sebagai donat kampung untuk membedakannya dengan donat-donat yang dijual di mal dan restoran.

 sumber:deefoodlovers.blogspot.com

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah Perbedaan Aplikasi berbasis Web dengan Aplikasi berbasis Internet

Foto Skandal Ciuman Artis Indonesia Terindehoy

Video Indra Brugman Melumat Habis Bibir dewi Persik dengan penuh nafsu